Kali Code, Spot Terbaik untuk Pecinta Fotografi di Jogja

Ide Wisata73 Dilihat


Kali Kod, tempat terbaik bagi pecinta fotografi di Jogja, menawarkan arsitektur unik yang memukau.

Harga tiket: Gratis, Jam kerja: 16.00-03.00 WIB, Alamat: Puton, Trimuglio, Distrik. Jetis, Kab. Bantul, DI Yogyakarta; Map: Periksa lokasi

Jogja merupakan kawasan yang selalu menarik untuk dikunjungi karena merupakan rumah bagi berbagai destinasi wisata. Bukan hanya alam, sejarah atau wisata saja, tapi masih banyak lagi yang lainnya. Kali Kod Jogja menjadi salah satu destinasi wisata yang dipertimbangkan di Bantul. Desa di tepian sungai ini menyimpan banyak hal menarik yang menggugah rasa penasaran.

Termasuk desa padat penduduk, sebelumnya hanya menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar. Kondisinya yang bobrok dan kotor menjadi pemandangan sehari-hari, serta baunya yang jauh dari kata sedap. Setiap orang yang memandangnya dan lewat bahkan tidak memandangnya, apalagi mengunjunginya.

Namun kali ini semuanya benar-benar berbeda, keindahan dan keunikannya bisa dilihat semua orang dari jauh. Bantaran sungai yang panjangnya sekitar 42 kilometer ini memisahkan batas wilayah Yogyakarta yakni bagian barat dan timur. Oleh karena itu juga menjadi salah satu ikon kota Jogja.

Daya Tarik Kali Kod Yogya

Shutterstock Daya tarik kode waktu
Foto oleh Andy Nurhadiyanto di Shutterstock

Sebelumnya, Kali Koda belum memiliki atraksi apa pun untuk menarik wisatawan berkunjung. Yang ada hanya sampah rumah tangga yang berserakan sehingga membuat air sulit mengalir dengan cepat. Kesan kotoran dan kotoran sangat jelas terlihat, termasuk bau sampah yang menyengat. Dulu semuanya berbeda, sekarang semuanya berbeda karena sekarang banyak tempat wisata yang patut anda ketahui.

1. Sejarah Panjang Kode Kali

Peralihan sungai yang tadinya kotor menjadi sungai yang kini indah dan sejuk dimulai pada tahun 1980. Inspirasi utamanya adalah seorang tokoh budayawan bernama Y.B. Mangunwijaya atau Romo Mangun. Ia bukanlah salah satu penghuni pertama kampung Kali Kod, namun kepeduliannya yang mendalam membuat ia ingin mengubahnya.

Periklanan. Gulir untuk melanjutkan membaca.

Karena ingin membuat sungai menjadi lebih bersih dan nyaman, ia rela pindah dari tempat nyamannya dan menjadi penghuni sekitar sungai. Tentu saja perjuangan ini patut mendapat pujian yang tinggi, karena tidak semua orang siap melakukan hal serupa. Juga tidak memerintahkan warga membuang sampah pada tempatnya, maupun melarang warga membuang sampah ke sungai.

Baca Juga  Tebing Breksi Jogja, Bekas Tambang yang Disulap Jadi Objek Wisata

Sehari-harinya Romo Mangun mencontohkan membuang sampah pada tempatnya, pertanda bersihnya sungai Jogya Kod saat ini. Lambat laun, tindakan terpuji tersebut mulai ditiru oleh warga sekitar, sehingga kini menjadi kebiasaan. Berhasil mengubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik, Romo Mangun membangun berbagai fasilitas umum seperti toilet, ruang pertemuan, dan fasilitas belajar mengajar.

2. Keunikan arsitektur

Daya tarik berikutnya adalah seni arsitekturnya yang unik dan terkesan ramai. Atap setiap rumah dicat dengan warna berbeda sehingga menciptakan gradasi warna yang unik jika dilihat dari jauh. Bagian samping rumah menggunakan tirai anyaman bambu yang juga diwarnai dengan warna berbeda-beda tergantung pemilik rumah.

3. Mendapat penghargaan internasional

Hampir setiap bangunan tempat tinggal memiliki huruf A sebagai pilar penyangganya sehingga semakin unik. Untuk itu Kali Code mendapat penghargaan internasional pada kategori arsitektur yang dikenal dengan Aga Khan Award. Di mata dunia, keberadaan desa ini diakui dan dianggap unik.

4. Terletak di kaki Gunung Semeru.

Suasana indah dan cuaca dingin tak lepas dari lokasinya yang terletak di kaki Gunung Merapi. Bahkan ketika gunung sedang mengeluarkan lahar panas, aliran atau sungai tersebut merupakan jalur utama keluarnya lahar tersebut. Di beberapa tempat di sepanjang bantaran sungai tumbuh subur pepohonan rindang yang menambah kesejukan.

5. Keindahannya di malam hari

Pada siang hari atau saat matahari masih bersinar, melihat Kali Code tidak begitu indah. Daya tarik utamanya hanya desain bangunan yang unik dan desa yang berwarna-warni. Namun pada malam hari, desa-desa di tepian sungai ini mulai menampakkan keindahannya.

Deretan lampion atau lampion gantung menghiasi setiap jalan besar. Memang tidak terlalu luas, namun memberikan kesan damai dan asri bagi siapapun yang melihatnya. Keindahan ini tidak hanya terlihat di pintu masuk desa saja, tapi juga dari jauh, apalagi saat berada di Jembatan Gondola.

Alamat dan rute menuju lokasi

Kode Kali Alamat Shutterstock
Foto oleh Husni di Shutterstock

Kali Code terletak di Desa Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Dengan panjang sungai sepanjang 42 kilometer, tentu tidak sulit menemukan lokasi utama destinasi wisata ini. Apalagi jika ruas ini melewati setiap jembatan yang ada di Jogya, mulai dari Jembatan Tungkak, Jembatan Saidan, Jembatan Dayu dan diakhiri dengan Jembatan Plambon.

Baca Juga  6 Cafe Open Space Terbaik dengan Menu Termurah

Namun jika Anda ingin berkunjung ke Desa Kali Kode, gunakanlah Jembatan Gondolayu sebagai landmark utama Anda. Begitu sampai di jembatan, lanjutkan mencari gang sempit sebagai pintu masuk utama. Jalur yang dimaksud cukup sempit dan tidak bisa menampung dua sepeda motor sekaligus. Agar lebih meyakinkan, tanyakan pada warga sekitar, karena masih belum ada tanda-tandanya.

Biaya masuk dan jam buka

Fungsi utama desa di tepian Sungai Jogya Kode ini bukan sebagai tujuan wisata. Anda bisa datang dan mengunjunginya kapan pun Anda mau. Artinya, Anda tidak akan memiliki tiket masuk yang sah saat memasuki desa tersebut. Hanya saja saat musim hujan jalannya cukup sempit dan terkadang licin sehingga selalu berhati-hati.

Masih belum ada biaya parkir resmi, Anda dapat memarkir mobil Anda di ruang konferensi yang ada di desa. Mereka yang membawa mobil terpaksa parkir di luar desa karena tidak ada akses jalan untuk masuk. Secara keseluruhan, biayanya hampir tidak ada.

Kegiatan yang menarik

Kode Waktu Aktivitas Menarik Shutterstock
Foto oleh Tastel di Shutterstock

Memang gratis dan tidak memerlukan biaya apa pun saat Anda mengunjungi Kali Code, namun bukan berarti Anda tidak bisa melakukan apa pun. Selain atraksi tersebut, wisatawan juga menghadiri acara berikut ini!

Nikmati arsitektur bangunan yang unik

Rata-rata pengunjung yang berkunjung ingin melihat keunikan arsitektur bangunan desa. Warna-warna indah dengan desain khas sangat menarik perhatian dan layak untuk dinikmati. Meski terlihat tidak natural, namun tetap meninggalkan kesan mendalam. Apalagi jika mengingat Jogja dulunya hanya daerah kumuh.

Selain itu, di beberapa dinding lembaga publik terdapat tulisan anti-mainstream. Saya tidak tahu siapa yang melakukan ini dan untuk tujuan apa, tapi sepertinya pesan tersebut ditujukan kepada pihak berwenang. Misalnya, di salah satu dinding tertulis: “Negeri ini hebat, jadikanlah hijau dan damai, milik rakyat, bukan milik penguasa.”

Kunjungi perpustakaan umum

Kali Koda Jogya memiliki perpustakaan umum yang terletak di tengah desa, dekat balai pertemuan umum. Tidak terlalu banyak, namun koleksi bukunya cukup untuk menambah pengetahuan Anda. Ada pula komik dan majalah lawas yang bisa dijadikan bahan nostalgia.

Pengunjung bebas mengunjungi perpustakaan tanpa dipungut biaya apapun. Sayangnya buku yang disediakan tidak bisa disewa dan dibawa pulang. Diizinkan untuk membaca hanya di website. Selain itu, tampaknya tidak banyak orang yang mengunjungi perpustakaan karena sebagian besar bukunya berdebu. Sebagai pengunjung, tak ada salahnya jika sesekali Anda menjadi tamu perpustakaan.

Baca Juga  Telaga Pancar, Objek Wisata Alam dengan Panorama Hutan Pinus di Majalengka

Ngobrol dengan penduduk setempat

Keramahan masyarakat Jogja, termasuk yang tinggal di Kali Koda, memang tak terbantahkan. Beberapa pengunjung disambut dengan sapaan hangat “hati-hati” atau sedikit senyum di wajahnya. Keramahan ini sayang untuk dilewatkan, silakan manfaatkan untuk berinteraksi dengan mereka.

Sambil bercanda, penting juga untuk menanyakan asal muasal atau sejarah kampung yang dulunya kumuh ini. Siapa Romo Mangun dan apa kesehariannya sepertinya menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Anda juga bisa bertanya siapa saja yang terlibat dalam perubahan besar tersebut, siapa penerusnya dan penanggung jawabnya.

Wisata Kuliner Lezat di Cali Koda

Pada malam hari, banyak penjual angkringan yang memenuhi hampir semua barang Kali Code. Beragam menu tersedia terutama nasi kucing khas Jogya. Wisata kuliner tentu menjadi aktivitas seru yang bisa Anda lakukan di tempat ini. Tentu saja hanya pada malam hari, karena pada siang hari penjualnya sedikit, bahkan terkadang tidak ada sama sekali.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Fasilitas Kode Kali Shutterstock
Foto oleh Hariyanto Surbakti di Shutterstock

Ini bukan destinasi wisata resmi yang dikelola pemerintah dan tidak dijadikan objek wisata oleh penduduk setempat. Desa ini merupakan desa biasa, sehingga hampir tidak ada fasilitas yang memadai. Namun, Anda masih bisa menggunakan toilet umum yang ada di desa tersebut.

Terdapat juga musala bagi yang ingin beribadah. Penampakan lainnya termasuk beberapa kios sepanjang hari. Pada malam hari, menemukan kios yang dimaksud tidaklah sulit. Untuk parkir harap menggunakan lahan kosong yang ada di desa jika ada, karena masih belum ada tempat parkir resmi.

Berikut sejarah, keunikan dan daya tarik Kali Kode Jogya. Jika anda tertarik untuk berkunjung, kami merekomendasikan tempat ini pada malam hari karena suasananya lebih nyaman dan asri berkat lampion-lampion yang bertebaran di sepanjang jalan utama. Di malam hari juga banyak terdapat penjual makanan bagi mereka yang ingin bersantai selama berwisata kuliner.


databaru.my.id