Makam Wali Pitu, Makam Bersejarah di Bali yang Menjadi Lambang Keberagaman

Ide Wisata70 Dilihat


Kunjungi Makam Wali Pitu, situs bersejarah di Bali yang menjadi simbol keberagaman agama dan memiliki cerita unik penyebaran agama Islam di Pulau Dewata.

Harga tiket: Gratis, Jam kerja: 24 jam, Alamat: Jl. Katulampo, Kecamatan Loloan Timur. Negara, Wilayah. Jembrana, Bali; Map: Periksa lokasi

Bali terkenal dengan kumpulan pantainya yang mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah. Tak hanya warga lokal, wisatawan mancanegara juga ikut menganggapnya surga dunia.

Namun siapa sangka selain popularitas pantai di Bali, juga terdapat wisata religi. Namanya makam Vali Pitu yang akhir-akhir ini sering dikunjungi. Berbeda dengan Wali Songo di Jawa yang berbicara tentang penyebar Islam pertama.

Penjaga di Jembrana, Bali ini bisa dikatakan sebagai penerus perjuangan di Pulau Jawa. Mereka lebih dikenal sebagai tokoh agama yang memiliki kharisma di mata masyarakat. Selain itu, merek juga dianggap sebagai orang shaleh yang menaati syariat agama.

Keberadaan tujuh wali tidak hanya menandakan pemerataan penyebaran Islam di seluruh Indonesia. Apalagi itu juga menjadi pertanda adanya kerukunan antar umat beragama saat itu.

Hal ini bahkan diperkuat dengan keberadaan beberapa masjid yang berdekatan dengan tempat ibadah umat Hindu.

Periklanan. Gulir untuk melanjutkan membaca.

Daya tarik makam Vali Pitu

Daya tarik makam Vali Pitu
Foto oleh Asep Aja di Google Maps

Arah wisata religi ini tidak bisa ditemukan di satu tempat saja. Masing-masing tokoh agama dimakamkan di lokasi berbeda.

Biasanya jasa travel agent menggabungkan wisata religi dalam satu paket. Penggemarnya cukup banyak di sini karena beragamnya atraksi.

Sejarah Makam Vali Pitu

Tidak ada literatur atau catatan khusus mengenai tujuh orang shaleh penyebar Islam di Bali. Juga belum ada bukti strategi dan gerakan mereka yang berhasil meningkatkan jumlah pemeluk Islam.

Meski demikian, warga sekitar masih mempercayai keberadaan makam yang tersebar di beberapa tempat dan menganggapnya keramat. Namun masjid dan tempat ibadah umat Islam dapat dijadikan referensi keberadaan makam Wali Pitu Bali di masing-masing daerah.

Mereka menyebarkan agama Islam ketika sebagian besar masyarakat Bali masuk agama Hindu. Menariknya, para wali ini sama sekali tidak malu dengan aktivitas mereka dan bahkan hidup rukun antar umat beragama.

Baca Juga  Candi Kalasan, Candi Bersejarah di Sleman yang Identik dengan Kerajaan Hindu Budha

Hal ini terbukti dari beberapa langgar dan masjid yang dibangun di dekat candi. Bahkan ada beberapa langgar yang dibangun dengan ciri khas tempat ibadah umat Hindu.

Kabupaten Bangli juga memiliki Pura Langgar, dan kompleks Puja Mandala memiliki 5 tempat ibadah untuk setiap agama di Indonesia.

Nama-nama Penjaga Pitu

Objek wisata selanjutnya adalah makam Wali Pitu – nama masing-masing tokoh agama. Meskipun tempat wisata religi ini berada di wilayah yang berbeda, namun digabungkan menjadi satu paket wisata.

Untuk mengunjungi semuanya, tentunya Anda harus menempuh perjalanan sepanjang rute yang ditentukan. Di bawah ini adalah nama dan lokasi makam yang menjadi tempat wisata religi di Bali.

Pangeran Mas Sepuh atau Raden Amangkuningrat, alamatnya Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Mudah ditemukan karena letaknya dekat dengan objek wisata populer Tanah Lot.

Syekh Umar bin Maulana Yusuf al-Maghribi berdomisili di Desa Bungaya Kangin, Burdendem, Kabupaten Karangasem. Tempatnya cukup terpencil dan aksesnya kurang nyaman, jadi hati-hati.

Habib Ali Zainal Abidin al-Idrus meninggal pada tahun 1493 H dan dimakamkan di desa Bungaya Kangin, Karangasem.

Habib Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid, salah satu makam Wali Pitu yang cukup disakralkan. Tak hanya umat Islam, warga sekitar pun beragama Hindu. Makamnya terletak di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.

Habib Syekh Mawlaya Yusuf al-Baghdadi al-Maghribi, juga di Desa Bungaya Kangin, Burdendem, Kabupaten Karangasem.

Syaih Abdul Kadir Muhammad atau Tee Kwan Pau-li dimakamkan di Desa Temukus, Banjar, Kabupaten Buleleng.

Habib Ali bin Umar Bafakih, bertempat di Loloan Baru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Sebagai objek wisata religi

Tak jauh berbeda dengan Wali Songo, makam Wali Pitu di Bali juga dijadikan tempat wisata religi yang juga menjadi daya tarik tersendiri. Di sini wisatawan biasanya melakukan ritual sembahyang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Baca Juga  Jungwok Blue Ocean, Destinasi Wisata ala Santorini di Gunung Kidul

Mereka membaca surat Yasin, Tahlil dan beberapa bacaan tambahan sesuai ajaran Islam. Beberapa wisatawan menggunakannya sebagai tempat untuk merencanakan rute mereka. Dalam hal ini, mereka biasanya bermalam di kuburan.

Ada juga yang datang untuk mempelajari sejarah perjuangan para wali. Pada waktu-waktu tertentu, beberapa makam ini menjadi tempat diadakannya tradisi tahunan, terutama pada hari raya Islam.

Alamat, lokasi, rute dan biaya masuk

Alamat makam Vali Pitu
Foto oleh Mahamad Ramadan di Google Maps

Makam Vali Pitu artinya makam yang terdiri dari tujuh orang shaleh. Mereka diyakini menyebarkan Islam ke Bali, yang saat itu sebagian besar penduduknya memeluk agama Hindu.

Untuk mengunjungi semuanya, Anda harus berpindah cukup jauh dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Namun ada beberapa kuburan yang letaknya berdekatan, bahkan dalam satu kecamatan.

Nama dan alamat makam telah kami sebutkan di atas, jadi perhatikanlah hal ini. Agar lebih mudah, Anda bisa menggunakan jasa travel yang menyediakan paket wisata. Makam ini mulai populer, jadi mungkin disini sedang banyak diskon sehingga harganya pun murah.

Setiap lokasi pemakaman berbeda-beda, begitu pula aturan yang berlaku. Namun dengan harga tiket masuk, seluruh makam Wali Pitu Bali kini bisa dikunjungi secara gratis.

Hanya ada kotak sumbangan di depan pintu masuk. Anda dapat mengisinya jika Anda memiliki sisa uang. Ini bersifat sukarela, jadi tidak perlu mengisi jumlahnya.

Kegiatan yang menarik

Tindakan atas makam Vali Pitu
Foto oleh Helwa Assegaf di Google Maps

Mengunjungi makam biasanya tidak memerlukan banyak tindakan. Namun kali ini sedikit berbeda karena ini bukan kuburan biasa.

Makam orang alim ini selalu dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Tujuannya berbeda-beda, biasanya lakukan hal berikut!

1. Doakan arwah masing-masing wali.

Aktivitas menarik yang bisa Anda lakukan di kawasan wisata Makam Wali Pitu tentunya adalah berdoa. Anda bisa mendoakan para Wari yang berjuang menyebarkan Islam ke Bali.

Hal ini tidak mudah, karena pada saat itu sudah banyak umat Hindu di Bali. Tidak ada yang sulit dalam kegiatan ini, hanya membutuhkan dedikasi agar doanya diterima.

Baca Juga  12 Destinasi Wisata Keluarga di Bandung yang Paling Seru dan Keren

2. Berdoa dan mendekatkan diri ke makam Dewa Vali Pitu.

Mereka tidak hanya mendoakan orang yang sudah meninggal, dalam hal ini adalah Vali Pitu. Selain itu, Anda bisa berdoa untuk diri sendiri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Memang kegiatan ini bisa dilakukan dimana saja. Namun ketika berada di makam Vali Pitu, salatnya akan lebih syahdu sekaligus mengingat kematian.

3. Mempelajari sejarah penyebaran Islam di Bali.

Makam Wali Pitu Bali juga dapat dijadikan sebagai kegiatan mempelajari sejarah penyebaran agama Islam di Bali. Ketiadaan literatur sejarah tertulis bukan berarti tidak adanya bukti perjuangan mereka.

Jalan layang yang dibangun di sebelah candi dapat dijadikan bukti. Selain itu, di sini juga terdapat Candi Langgar yang juga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama.

4. Bermeditasi untuk menenangkan diri

Doa untuk roh suci telah selesai, Anda juga bisa berdoa untuk diri sendiri selama berkunjung. Jika Anda memiliki kunjungan yang lama, Anda bisa bermeditasi di kuburan ini.

Tidak perlu memiliki semuanya, pilihlah tempat yang paling nyaman. Kegiatan ini dapat menenangkan hati dan jiwa serta memohon petunjuk kepada Tuhan.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Pemakaman Vali Pitu
Foto oleh Donya Angara di Google Maps

Fasilitas yang ada di kawasan wisata Makam Wali Pitu tentunya berbeda-beda karena lokasinya tersebar di beberapa wilayah. Namun terdapat banyak kesamaan mengenai lembaga wajib. Misalnya tempat parkir, toilet, dan tempat wudhu.

Setiap makam dilengkapi dengan musala untuk beribadah. Beberapa makam disekitarnya dilengkapi dengan kios-kios yang menjual berbagai makanan dan minuman.

Tempat wisata religi tidak setiap hari ramai pengunjung, biasanya pada hari-hari tertentu. Selama seminggu, Kamis dan Jumat biasanya merupakan waktu tersibuk. Saat hari raya Islam, wisatawan semakin banyak.

Makam Wali Pitu di Bali juga demikian, jadi silakan berkunjung pada hari ini jika ingin merasakan suasana meriah dan meriah.


databaru.my.id